Smart Business Map (SBM): Siap Bisnismu Tumbuh Besar?

Smart business map (SBM) adalah sebuah metode untuk memetakan proses bisnis dan membangun agar dapat tumbuh dengan efektif & efisien.

Metode ini dirancang oleh Pak Budi Isman sejak tahun 2010 untuk membantu para bisnis owner berdasarkan pengalaman beliau memimpin perusahaan multinasional.

Ada 3 bab, yakni Playing Field, Market Landscape dan Operational Profitability yang perlu kita jawab sehingga kita tahu sampai mana perjalanan bisnis kita dan apa saja yang perlu ditingkatkan.

Daftar Isi

Playing Field

Smart Business Map - Playing Field

Bab ini akan membahas tentang bagaimana kita menentukan DNA bisnis, mengukur & menentukan pasar yang potensial dan langkah yang perlu kita ambil apabila bisnis sudah tidak berkembang.

1. What Is the Problem?

Di tahap ini kita mencoba mencari inti dari bisnis kita. Apakah kamu sudah tau masalah yang terjadi pada konsumen? Apakah bisnis kamu menawarkan solusi dari masalah tersebut?

Karena pada dasarnya kebutuhan konsumen berawal dari masalah yang ingin diselesaikan.

2. Who Has the Problem?

Setelah mengidentifikasi masalah dengan jelas, kita perlu tau siapa sesungguhnya orang yang membutuhkan solusi tersebut. Dengan kata lain siapa target market atau market segment kita?

Kamu bisa memetakannya dengan menjawab poin-poin di bawah ini.

Geografis

  • Negara
  • Wilayah
  • Ukuran wilayah
  • Kepadatan
  • Iklim

Demografis

  • Jenis kelamin
  • Usia
  • Penghasilan
  • Status
  • Agama

Psikografis

  • Kelas sosial
  • Gaya hidup
  • Kepribadian
  • Minat

Perilaku

  • Alasan membeli
  • Waktu pembelian
  • Frekuensi pembelian
  • Loyalitas

3. What Is the Solution?

Mungkin banyak dari kita yang ketika membangun bisnis dimulai dari produk atau jasa, baru kemudian mencari pasarnya.

Di SBM justru dibalik, dengan memahami masalah dan keperluan dari target pasar, kita akan lebih bijak dalam menyusun solusi yang akan kita tawarkan.

4. How Is Big the Market?

Bicara tentang pasar atau market, sering kali kita lupa bahwa sebenernya ada gak sih marketnya?

Nah, pertanyaan ini yang akan membuat kita semakin matang menjadi pengusaha. Mungkin di fase 1 – 3 kita masih penuh semangat dengan idealisme akan membuat bisnis yang keren.

Tapi, buat apa bisnis keren kalau marketnya terlalu kecil dan tidak punya potensi berkembang di masa depan?

5. What Factor Will Impact the Business?

Selain faktor internal dalam bisnis, adakah faktor eksternal yang mungkin sulit kita kontrol namun sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan?

Boleh jadi, dengan memantau/memanfatkan faktor-faktor ini akan memberikan dampak positif sekaligus meminimalisir adanya kerugian dalam bisnis kita. Berikut diantaranya.

  • Pemerintah
  • Kompetitor
  • LSM
  • Supplier
  • Konsumen
  • Teknologi

Market Landscape

Market Landscape

Bab ini akan membahas bagaimana cara penetrasi pasar, menemukan keunggulan produk/jasa kita, bersaing dengan kompetitor dan mendapatkan hati dari konsumen bisnis kita.

6. Why Do People Choose You?

Apa keunggulan produk/jasa kita? Kenapa pelanggan perlu menggunakan produk/jasa kita? Apa yang membedakan produk/jasa kita dengan yang lain? Bagaimana cara kita membuat harga? Apa yang membuat pelanggan tertarik sehingga menggunakan produk/jasa kita?

Di bawah ini adalah poin-poin yang dapat kamu gunakan untuk memetakan unique selling point (USP), cara membuat brand dan harga produk/jasa kamu sehingga akan semakin jelas stateginya mau dibawa kearah mana.

USP (Unique Selling Point/Proposition)

  • Fungsi (rasional & emosional)
  • Harga
  • Service
  • Kualitas
  • Daerah
  • Eksklusif
  • Proses
  • Bahan

Branding

  • Visual (logo, typografi, warna, packaging, bangunan)
  • Komunikasi (konten, iklan, cs, company profile, annual report, website)
  • Perilaku (value, essense)

Harga

  • Hpp
  • Kompetitor
  • Sensitifitas
  • USP
  • Target market

7. How Do You Sell Your Products?

Dengan adanya internet, sekarang ini sangat mudah bagi pelanggan untuk menemukan produk/jasa yang mereka cari.

Lantas, bagaimana cara memasarkan produk/jasa kita? Apakah menggunakan media konvensional atau perlu juga dengan digital marketing? Sistem distribusi apa yang kita pilih?

Dengan memperjelas cara kita memasarkan produk/jasa, akan mempermudah dalam membuat strategi pemasaran.

Beberapa chanel distribusi yang dapat digunakan:

  • Offline/online
  • Produsen > Reselller/Dropshipper/Affiliate > Konsumen
  • Produsen > Distributor > Konsumen
  • Produsen > Konsumen

8. How Do You Keep Your Customers?

Salah satu pondasi bisnis yang kuat dan tahan lama adalah memiliki pelanggan yang loyal. Kita perlu memikirkan strategi bagaimana tetap terhubung dengan pelanggan.

Tanpa adanya ikatan emosional yang kuat, pelanggan akan dengan mudah pindah ke kompetitor.

Operational Profitability

Operational Profitability

Bab ini akan membahas bagaimana meningkatkan penghasilan, meningkatkan produktivitas operasional dan menjaga hubungan baik dengan partner bisnis kita.

9. How Do You Increase Your Revenue?

Kita semua tahu bahwa bisnis tanpa adanya cashflow akan mati. Sedangkan cashflow yang baik didapatkan dari penjualan produk.

Bagaimana kita meningkatkan penghasilan? Apakah dengan menambahkan pembelian ke pelanggan yang sudah ada? Atau memperlebar pasar sehingga semakin banyak orang yang mengetahui produk kita?

  • Horizontal (memperlebar pasar)
  • Vertical (meningkatkan pembelian pelanggan yang sudah ada)

10. How Do You Manage Your Cost?

Seringkali untuk meningkatkan penghasilan bukanlah dengan menggenjot budget marketing, tapi melakukan efisiensi dalam operasional.

Kita bisa mulai dengan cek satu persatu item dengan biaya paling besar, melalukan forecasting secara cermat sehingga meminimalisir stok yang menumpuk, negosiasi pembayaran dengan suplier dan investasi teknologi sehingga meningkatkan produktivitas.

  • Fix cost
  • Variable cost

11. How Do You Manage Your Core Resources?

Setiap bisnis pasti memiliki sumber daya eksternal yang menunjang keberlangsungan bisnis. Umumnya kita memerlukan supplier/vendor dalam hal produksi. Adakah hal khusus yang kita lakukan terhadap mereka sehingga tetap nyaman berbisnis dengan kita?

12. How Do You Develop Your Team?

Tanpa adanya SDM yang kompeten dan budaya perusahaan yang baik, mustahil bisnis akan berjalan lancar. Tidak hanya kesejahteraan yang perlu kita tingkatkan, menjadi “rumah” yang nyaman untuk bertumbuh juga perlu dipikirkan.

Contoh Smart Business Map (SBM) Pada Bisnis Skincare

Untuk lebih mudah, kita coba terapkan smart business map pada bisnis skincare. Sehingga kamu punya gambaran untuk mendiagnosis bisnis kamu sendiri.

[table id=6 /]

Kurang lebih begitulah contoh penarapan smart business map pada bisnis skincare. Kamu bisa mempelajari SBM secara mendalam dengan Pak Budi Isman di biznis.id. Silahkan komentar di bawah jika ada yang perlu ditanyakan. Semoga Bermanfaat!

Leave a Reply